Merenim Post - DALAM momentum peringatan ikrar Pemuda ke-92, putra tokoh Pahlawan Nasional Bung Tomo, Bambang Sulistomo menulis surat kepada Presiden RI, Joko Widodo, atas mencermati kekuatiran masyarakat, sejak lahirnya UU Cipta kerja yang penuh dinamika dan polemik politik kepentingan berbagai pihak.
“Kami menulis ini bertepatan dengan peringatan Ikrar Pemuda 28 Oktober 1928. Kami mencermati kekuatiran masyarakat, sejak lahirnya UU Cipta Kerja,” ujarnya.
Bambang juga mengingatkan, berdasarkan pengalaman masa lalu, saat Politik sebagai Panglima di masa Orde lama. Ekonomi dan Stabilitas Politik sebagai Panglima di masa Orde baru, tanpa dikawal oleh Penegakan hukum yang adil, bagaimana hasilnya.
“Kekuatiran itulah, bagaimana bila Investasi menjadi Panglima, tanpa dikawal oleh hukum yang adil. Oleh sebab itu, Kami mohon Bapak Presiden-Wakil Presiden mengundang pertemuan serentak diantara pendukung dan penolak UU Cipta Kerja. Melibatkan para pemimpin buruh, akademisi, mahasiswa/pelajar, para tokoh masyarakat/umat beragama,” tandasnya sambil berharap.
Masih menurut Bambang, dengan itu Presiden akan mendengar langsung berbagai pendapat mereka. “Sebab ada kesan, bahwa golongan yang menolak UU Cipta Kerja tersebut tidak faham isinya. Kesan ini seperti mengingkari rasa-jiwa patriotism, dan Solidaritas Kebangsaan rakyat yang terbangun sejak 28 Oktober 1928,” ungkap tokoh politik nasional mengakhiri suratnya.
Salam hormat,
Bambang Sulistomo
0 comments:
Posting Komentar